Dia Kata Manusia lah puncanya,
sebab Alam itu bergitu, kerana oerangai manusia bergini.
Dia kata akan menyanyi
Aku kata tidak semuannya mahu menyanyi.
Dia kata dia disana, aku kata aku di sini
Tak semua disana,di sini tak terdetik
sedang aku kata lagi...waktu kian berlalu
sampai menghitung hari,
dulu dulu dia kata
sekata dalam bariskata kata
selepas itu dia pun senyap dari berkata kata
walau detik hatinya sedang berbicara
dalam sebuah kata kata rindu.
Dia kata, dia sudah memaluskannya
tapi aku menghidu kepalsuan itu dari dulu
seperti di beritahu dari kata kata dia dan kawan kawannnya.
Dia juga kata ada roda roda berputar dan terhent di atas batu
Aku kata dari katannya
siapa yang berada di situ.
Dia kata benarkan lagu lagu rindu yang berdaya mendayu dayu itu
terus menari, aku kata kadang kala lagu dan melody agak sukar di pisahkan
namun diakata hujan,pelangi,matahari, bintang, dansumber sumber alam,
seperti aku kata bukankah alam mesera, namun semakin jah dari kita
dan diakata mari kitaberlagu kawan kawan
sebab awan masih biru,pelangi masih,ada
dan bukankah bukit bukau masih hijau
dan nun di kampong sana ada sebuahrumah
separuh papan yang mendukung harapan
dari kata katannya
sepertu dulu dia berkata kata.
Dia pun berkata, seperti apa nyamuk yang bising itu
kapanberhentinya,kapanpula kuping ku bebas dari kebisingan itu
Aku Kata,sebanyakmana nyamuk yang ada
tak mungkin ia terbunuh,sebab aku kata
nyamuk ada jugahaknya
untuk menunggu besok yang entak jadi apa ?
Kini aku berkata, dan terus berkata kata lagi.
wooooooi tidakkah ada mim[i?
sedang mimpi berkali kali datang
tak akan pergi,seeperti sebising nyamuk tadi
Siapa yang berkata ,aku kata
mimpi itu lah yang berkata kata
mimpi itu adalah tali
mimpi itu menjadi penyatu
mimpi itu tidak memisu
mimpu itu ada dalam jiwa yang satu
namun dia kata
adakah aku kata seperti dia kata.
Maka berjalan lahlagi, tapi tidak mengharung mimpi
aku dan dia kata
bukankah kita masih nampak lagi.
Kini aku iingin buka mulut dan berkata
lihat lah di cakrawala sana, sedang bintang menuju kesini
tidak lagi bintang menjadi penunjuk di langit,
sedang di jagat rayat ia tersembur pecah menjadi bola api
dan kian para, maka dunia demam dan derita
seperti aku dan dia
seperti aku dan dia kata
bumi kan terselamatkah
seperti kita yang sedang menunggu
kehadiran bola api yang
menghujani bima sakti ini,
Dia kata Bumi
dan bumi sedang menanti dari benua kebenua,yang
sedang menunggu bermandi bola api.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan