Sabtu, 15 Februari 2014

BILAKAH SAUH BERLABUH LAGI.

Bila sudah belayar, maka sauh pun di labuh, aku mengambil sebatang pena, mengingatkan kembali dalam perjalanan yang jauh itu, dalam cakrawala minda ku meraba raba satu demi satu peristiwa itu, maka tergambarlah kisah itu seperti ini:

......itu ada pulau yang dari jauh kecil.
itu ....ada pulau yang dari dekat kelihatan besar
,,,itu sepasang bola mata yang dihenyak oleh gelombang
rasa itu dan ini, sudah seperti sebati
tiada lagi bahasa basi untuk di lunakkan
kerana ia sudah pun tahu dari itu dan dari ini
tidak pula sengaja untuk meratap
mau pun menutup labuh
yang terbuka luas
tiba tiba, laut lepas itu
sudah pergi,
tapi ia hampir kepada pantai
yang tak bertepi
kenapa ? hanya ada istilah yang aku tahu
lantai bumi sudah usang
rapuh dan reput
dan tenggelamlah air laut kebawah
menghentam dindingnya
bukan sekedar terpercik, malah membuak dan melimpah
dari pantai tenang
menjadi pantai garang
dan tertimbuslah apa yang ada di pandangan
tidak ada kata selamat
jika selamat itu
tidak berbuah di hati
tidak ada kata ikut
jika ikut itu tidak difahami
tidak ada arti kata faham,
jika sekedar tahu
tanpa berguru dan berlmu
tidak ada arti pada ilmu
ika tidak ada kata amal,
tidak ada arti amal,jika
kasih dan sayang sekedar
mainan bibir,
tidak ada arti bibir, jika tutur bicaranya
menyimpang.
hidup ini penuh dengan perjalanan dan simpang, tidak seperti di laut
simpangnya
tidak bertiang,
bernahlah umpama tidak sibidul lalu kiambang bertaut,
benar juga lah ,ada kalanya lidang itu tak bertulang
dan ada apa pada iu semua dari bebiran tirai ini
di atas dada kertas dan menarinya pena yang samar,
ada apa ?
ada ada saja
ada yang seperti menunggu
di pelabuhan itu
bilakah sauh berlabuh lagi ?

Tiada ulasan:

Catat Ulasan