Marilah kita menderai angin, dengan sifatnya menderu,sepoi,malah meligat dan menyapu apa yang ada,yang di lintasinya dengan berayun maupun mengila, marilah kita melihat angin perubahaan itu dalam konteks politik Tanah Air, apakah alat yang dikesan kehadiran angin itu bakal dapat membentingi segala pagar pengukuhan manusia, atau berubahnya manusia mengambil tempat baru untuk menyelamatkan nyawa dan harta bendanya. Maka itu , persoalan yang sedang saya bicarakan adalah pilihanraya ke 13, yang sedang dan akan di lalui oleh negara ini, rakyat sedang menunggu dari mana arah angin itu datang, dan Barisan Nasional pula menyedikan tempat perlindungan untuk mengatasi penggilaan angin yang bakal menyapu dan merubah bentuk demografi politik tanah air, soalnya ssiapakah yang menjadi angin itu, apakah Pakatan rakyat sinonim dengan deruan dan garauan angin sehingga membentuk pola baru dalam politik akan datang, atau Barisan Nasional yang akan mengubah haluan angin itu untuk mempatikan angin itu tidak melintasi ruang hemodografi politik itu! Barang kali dan kebarangkalaian itu memang ada, yang akan menyerang sebagai oposisi akan terus menyerang, yang bertahan akan terus bertahan untuk mengekalkan kemenangan, yang pasti kebanyakan manusia lupa bahawa mereka sentiasa bermain dengan angin, dan angin itulah nantinya yang menyenakkan perjalanan mereka di sebabkan benting pengukuhan dan peradaban diri dalam politik sudah tiada perhitungan yang waras, melainkan mereka sering menghalalkan cara untuk mencapai tujuan, lakonan yang sinis, lakonan yang tragis, lakonan yang melodik, membuatkan mereka gairah untuk berlindung di bawah kuasa ciptaan sendiri, pada hal samada objek yang bertahan dan mempertahankan, mapun angin yang sedang menderu atau yang bersahaja itu adalah titipan amanah dari Tuhan yang maha esa, maka itu berpada padalah di dalam politik yang bersikap sementara, apabila fitnah sudah naik ke kepala, penipuan tidak peduli apa saja, moral sudah luruh, percakapan sudah tiada timbang taranya, tindakan sudah di luas batas kemanusiaan, tunggulah bencana apa yang bakal melanda negara ini sebagai huku kepada mereka yang sangat bertuhankan kepada kuasa, daripada membina jambatan kesejahteraan dan kemaafan, jambatan keamanan dan silaturahim, sedangkan inilah yang seharusnya mengundang untuk apa kita bernegara? kembalilah memikirkannya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan